BERITABlogKOMISIPAROKI

“Kearifan Lokal di Wilayah Keuskupan Agung Ende Menyelimuti para Uskup Konferensi Waligereja Indonesia”

Suasana Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende hari ini tidak seperti biasanya. Nuansa dramatis dan penuh persiapan taktis dari kaum berjubah dan kerja kolaboratif dengan awam dan sejumlah stakeholder terlihat di bandara. Inilah warna dasar edisi penjemputan rombongan Uskup Konferensi Waligereja Indonesia dalam rangka tahbisan Uskup terpilih Mgr Paulus Budi Kleden, SVD sebagai Uskup Keuskupan Agung Ende.  

Para Uskup datang silih berganti dengan waktu yang tidak serentak. Pada hari Senin, 19 Agustus 2024, Keuskupan Agung Ende kedatangan tamu agung Rm. Hugo Susdianto, O’Carm. Sejumlah delapan belas Uskup dan satu Vikjen serta satu Administrator datang pada hari Selasa, 20  Agustus 2024. Menariknya, pada Rabu, 21 Agustus 2024 para Uskup dalam Presidium Konferensi Waligereja Indonesia datang dalam tiga gelombang. Gelombang  pertama pada pukul 08.45 WITA terdiri dari enam Uskup yakni Uskup Palangkaraya, Uskup Agung Merauke, Uskup Agung Kupang, Uskup Agung Manado, Uskup Keuskupan Manokwari dan turut serta Sekretaris Eksekutif KWI. Gelombang kedua, terdiri dari empat Uskup pada pukul 11.30 WITA diantaranya Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya, Uskup Agung Makassar, Uskup Jayapura, dan Uskup Atambua. Gelombang pertama dan kedua disambut oleh umat perwakilan dari kevikepan Bajawa-Nagekeo dengan mengalungkan selempang motif daerah tersebut. 

Gelombang ketiga, terjadi pada pukul 14.10 WITA dengan ritual sambutan secara adat budaya baik Ngada, Nagekeo, dan Ende-Lio atas kehadiran Bapak Kardinal-Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC dan para uskup (Uskup Tanjung Karang, Uskup Agung Samarinda, Uskup Padang, Uskup Sintang, Uskup Weetebula, Uskup Australia, dan Uskup Ketapang). Para uskup disambut dengan pengalungan dengan selendang motif daerah dari beberapa tokoh umat. Selendang ini merupakan hasil tenunan umat Keuskupan Agung Ende sebagai persembahan hati yang tulus menyambut kedatangan para gembala umat yang dicintai. Selanjutnya, para gembala umat ini digetarkan nuraninya dengan Bhea (sapaan adat) oleh Bapak Lusianus Aba sebagai bentuk penghormatan terhadap kedatangan tamu besar di kota Pancasila. Dalam Bhea-nya, Bapak Lusianus Aba mengucapkan terima kasih atas kedatangan para Uskup ke wilayah dengan ikon danau tiga warnanya untuk menyongsong pentahbisan Uskup Keuskupan Agung Ende terpilih, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD. 

Upacara penerimaan kian semarak dengan menghadirkan tarian gemulai persembahan dari para siswi MAN ENDE dan SMAK Thomas Morus Ende dengan disempurnakan pukulan Go Lamba dari sanggar Ngamowe-Ngalupolo, Ngaluroga dan Weriwawi. Nah, di sinilah letak kearifan lokalnya. Kehadiran tamu-tamu agung pada momen yang mulia dan penuh berkat ini menambah rasa syukur dan rasa bangga yang suci bagi umat Keuskupan Agung Ende dan siapa saja yang turut serta dalam kegiatan ini.

Seremoni penjemputan kian menarik karena para Bapak Uskup dan tamu mulia lainnya, sempat beristirahat sejenak di ruangan VIP Bandara Ende. Tidak sampai di situ, panitia penjemputan dan beberapa imam pun turut serta mengantar rombongan tetamu menuju ke penginapan di Hotel Grand Wisata, Fany Hotel, dan Berlian Hotel. Rangkaian penjemputan ini merupakan bagian dari acara tahbisan Uskup Keuskupan  Agung Ende, yang akan berlangsung pada hari Kamis, 22 Agustus 2024. 

Panitia masih terus menanti kedatangan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Pieor Pioppo yang dijadwalkan akan tiba pada Kamis pagi hari, 22 Agustus 2024.

Acara penjemputan ini menegaskan bahwa kearifan lokal tetap mendapat tempat yang khas di dalam sejarah keberimanan umat Keuskupan Agung Ende. Agama dan budaya senantiasa bergandengan tangan untuk memelihara kasih persaudaraan di bumi Keuskupan Agung Ende. 
(M&P)Pe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *