Mengenal Tata Perayaan Misa Pontifikal: Mgr. Paulus Budi Kleden, Uskup Keuskupan Agung Ende
Misa Pontifikal adalah misa khusyuk yang dirayakan oleh seorang uskup atau pejabat tinggi gerejawi. Misa Pontifikal juga dikenal dengan istilah lain, yaitu Misa Kepausan. Meskipun disebut dengan misa Kepausan, misa Pontifikal tidak harus dilaksanakan oleh Paus. Gereja Katedral Ende pada misa Pontifikal (23/8/2024) menggelar Misa Pontifikal yang berlangsung dengan penuh khidmat. Umat Keuskupan Agung Ende berbondong-bondong datang menghadiri misa yang dimulai pada pukul 09.15 Wita dan memadati Gereja Katedral baik di dalam maupun di luar Gereja.
Melangkah dengan iringan tarian penjemputan SMA Katolik St. Fransiskus Xaverius Boawae juga lantunan koordari kevikepan Mbay dan Bajawa mengawali prosesi arak-arakan misa Pontifikal Uskup Keuskupan Agung Ende: Mgr .Paulus Budi Kleden, SVD.
Perarakan yang terdiri dari misdinar, petugas altar, 258 imam, dan 8 uskup memasuki bangunan utama gedung gereja Katedral Ende. Misa dipimpin Mgr. Paulus Budi Kleden, Uskup Keuskupan Agung Ende. Apa Itu Misa Pontifikal dan kapan dilaksanakan? Misa Pontifikal adalah misa khusyuk yang dirayakan oleh seorang Uskup atau juga pejabat tinggi gerejawi. Misa Pontifikal sering juga dikenal dengan nama misa Kepausan. Meskipun disebut dengan misa kepausan, misa Pontifikal tidak harus dipimpin oleh Paus. Uskup yang menyelenggarakan misa juga merupakan pejabat gereja tinggi yang diasosiasikan dengan Paus. Selanjutnya menurut Diocese of Madison Catholic Herald, pelaksanaan misa Pontifikal merupakan bagian dari ritus romawi tradisional. Perayaan ekaristi ini telah diselenggarakan selama ratusan tahun, jauh sebelum Konsili Vatikan II (antara tahun 1962-1965). Misa Pontifikal diselenggarakan dalam momen keagamaan besar khusus (natal, paskah dll) di gereja-gereja Katolik yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, Gereja Anglikan dan sejumlah Gereja Lutheran. Yang membedakan adalah ketika memimpin jalannya perayaan misa Pontifikal, Uskup juga diharuskan menggunakan sejumlah perlengkapan simbolis.
Beberapa perlengkapan tersebut mulai dari jubah dalmatic, hiasan kepala, tunikula, kalung salib, tongkat penyangga, hingga sarung tangan liturgi. Dalam misa Pontifikal gereja Katolik Roma, Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup ini diadakan di Gereja Katedral, sebagai mater ecclesia. Katedral yang berasal dari kata cathedra (takhta) adalah simbol gereja dimana takhta Uskup berada dan menggembalakan umatnya. Dalam Konsili Trente, Misa Pontifikal diatur dalam Caeremoniale Episcoporum I dan II bahwa sebelum Perayaan Ekaristi, Uskup mengunjungi Sakramen Maha Kudus, kemudian ke kapel mendoakan brevir (Ofisi Ilahi).
Tata Perayaan Misa Pontifikal? Perayaan Misa Pontifikal adalah sebuah pernyataan iman dan dedikasi umat dalam menyambut Uskup yang baru, yang telah diundang oleh panggilan ilahi untuk menggembalakan kawanan domba Allah di sebuah Keuskupan. Amanat suci ini menunjukkan kepercayaan dan kasih Allah yang mendalam terhadap Bapak Uskup sebagai pengganti para Rasul. Ia juga menjadi lambang pemeliharaan Ilahi atas Gereja lokal Keuskupan. Berbeda dengan perayaan-perayaan lain, tata perayaan misa Pontifikal Uskup menjadi perbedaan adalah di bagian Ritus Pembukaan Upacara penerimaan Uskup baru, dimana Katedral adalah simbol gereja di mana takhta Uskup berada dan menggembalakan umatnya dan di Katedral Uskup baru memimpin langsung perayaan Ekaristi atau disebut khalayak adalah misa perdana.
Liturgi sabda, ada bagian Janji Ketaatan,dimana para Imam Diosesan Keuskupan Agung Ende dan para Imam Religius yang berkarya di Keuskupan Agung Ende maju satu demi satu, berlutut di depan Uskup baru dan mengecup tangan Uskupnya sebagai tanda ketaatan, kesetiaan, dan kerendahan hati mereka.
Penulis : Siprianus Gharu
Bagian Ritus Perayaan Misa Pontifikal:
-
- Rutus Pembukaan : Upacara Perarakan dan Upacara Penerimaan Uskup Baru
- Liturgi Sabda : Bacaan, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar, Injil, Homili, Aku Percaya, Janji Ketaatan, dan Doa Umat
- Liturgi Ekaristi : Persembahan, Prefasi Thabisan Uskup, Doa Syukur Agung, dan Anak Domba Allah
- Ritus Penutup