Pentahbisan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden: “Kasih Persaudaraan Adalah Warisan, Kekayaan Religius”
Misa Pentahbisan Uskup Agung Ende ini berlangsung di Gereja Katedral Ende, Kamis, 22 Agustus 2024 pagi pukul 09.15 Wita. Ribuan umat Katolik Keuskupan Agung Ende menghadiri pentahbisan Mgr. Paulus Budi Kleden sebagai Uskup Keuskupan Agung Ende. Turut hadir Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo serta 42 Uskup dari seluruh Indonesia dan luar negeri (Chili, Jepang, Australia, Papua Nugini) juga 2 Uskup Emeritus ikut hadir dalam acara besar bagi umat Katolik Keuskupan Agung Ende. Selain perwakilan umat Katolik, undangan juga terdiri dari wakil dari umat beriman lain dan unsur pemerintah provinsi, daerah di tiga kevikepan.
Sebelum penahbisan episcopal, diawali dengan pembacaan surat Apostolik penunjukan uskup Keuskupan Agung Ende oleh Mikael Paulowitz (KWI), surat per tanggal 25 Mei 2024, waktu Roma, lalu disambut tepukan tangan yang meriah oleh seluruh umat yang hadir. Upacara pentahbisan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden di Gereja Katedral Kristus Raja Ende berlangsung sukacita dalam suasana persaudaraan, Kamis (22/8/2024). Umat Keuskupan Agung Ende dari ketiga kevikepan yakni Kevikepan Ende, Mbay dan Bajawa datang untuk menghadiri upacara suci ini. Sebelum memasuki areal perayaan, ada pemeriksaan yang ketat dari pihak keamanan di pintu gerbang Gereja sesudah itu diarak masuk ke tempat duduk oleh seksi pelayan Panitia. Umat yang datang ditempati sesuai dengan posisi yang telah ditentukan oleh panitia. Rombongan para Uskup dan imam berdatangan menuju tempat perayaan dengan disambut tarian daerah. Umat sangat antusias dalam misa tahbisan ini. Misa dipimpin oleh Duta Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo.
Diawal misa, ia mengatakan Doaku untuk Paulus Budi Kleden. “Gembalakan dengan sukarela dengan pengabdian diri dan menjadi teladan bagi kawanan domba”. Dalam khotbahnya, Mgr. Silvester San menegaskan tentang tugas utama Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita, karena Ia adalah Gembala yang baik. Ia naik ke Surga kembali kepada Bapa secara transenden dan secara keilahian mengatasi ruang dan waktu, dan Yesus selalu hadir bersama kita dengan Roh Kudus-Nya. Mgr. Silvester San, mengatakan “Wua Mesu Iwa Du’u” kasih itu tidak berhenti dan tidak berkesudahan, bahwa harus memelihara kasih persaudaraan karena persaudaraan dibangun diatas kasih. Hilangnya kasih hilangnya juga persaudaraan. “kasih rela berkorban tanpa pandang bulu”. Hendaklah menjadi teladan yang baik bagi kawanan domba dan meneladani Yesus gembala agung, jika kita menjadi teladan yang baik kita akan diberkati dan kelak menjadi mahkota surgawi, tutur Mgr. Silvester San. Seorang uskup hendaknya meneladani Yesus, gembala yang baik yang selalu memperhatikan domba-domba-Nya.
Membangun persatuan dan persaudaraan sejati. Ia menekankan model kegembalaan seperti Yesus sang gembala agung, model kegembalaan dalam semangat sinodal “berjalan bersama” uskup berjalan bersama umat, uskup sebagai rekan umat dan uskup berjalan didepan umat dan dibelakang umat, karena kita tetaplah manusia biasa yang selalu mengharapkan bantuan dan rahmat Tuhan. Sebagai Uskup, nyatakan kasih persaudaraan itu ke tengah lingkungan, lintas agama. Kasih persaudaraan harus dimulai di tingkat lokal, keluarga, KGB dan umat dalam tugas perutusan dengan perbuatan-perbuatan baik. demi membangun kehidupan iman yang benar di hadapan Tuhan dan sesama,” katanya. Di akhir khotbahnya Mgr. Silvester San mengungkapkan hari ini adalah hari raya Santa Perawan Maria jadilah teladan seperti Bunda Maria, dan taat secara total kepada Allah. Sama halnya sosok Uskup Agung Metropolitan Ende Paulus Budi Kleden, ia memiliki iman dan kerendahan hati mirip Maria. Ia terpilih menjadi Uskup Agung, sebelum memilih atau sesudah memilih tetap tersenyum dan rendah hati. Dari Roma kota abadi, menuju kota Ende kota non abadi yakni kota Pancasila, Ia pulang kampung disambut dengan sukacita, dengan kekayaan pribadinya, kemampuan yang dimiliki akan berdampak pada kegembalaan.
Paulus Budi Kleden sosok pendengar, dikenal sebagai tokoh intelektual, sebagai dosen dan penulis yang handal. Mgr. Silvester San pun berpesan dalam tugas kegembalaan yakni memperhatikan pada persoalan perdagangan manusia, pemberdayaan umat, penguatan kapasitas imam dan umat, Perayaan Ekaristi tahbisan berjalan sangat meriah, dengan anggota koornya dari Pesparani Ende tahun 2022 yang melantunkan lagu-lagunya yang sangat mengumat. Dalam sambutannya, Mgr. Paulus Budi Kleden mengungkapkan “Kita hidup dalam kasih persaudaraan” maka cinta kasih itu akan memampukan orang percaya untuk mengamalkan kasih persaudaraan.
Demikianlah orang-orang pilihan saling mengasihi. Kegerakkan kasih itu bukan oleh manusia, tetapi oleh Allah, sehingga kasih itu tidak akan dilakukan dengan retorika. Fondasi dari pengamalan kasih persaudaraan ialah kasih Allah sendiri. Mgr. Paulus Budi Kleden, Jangan kita gadaikan persaudaraan dengan isu agama, isu politik dan mengabaikan persaudaraan yang mengakibatkan perpecahan diantara umat Allah sendiri. Mgr. Paulus Budi Kleden mengharapkan kepada umat Keuskupan Agung Ende berdoa bersama, memberi bahumu untuk tugas perutusan ini, menggerakan kakimu untuk berjalan bersama. Saya adalah saudaramu yang disapa sebagai saudara terkasimu. “Tinggalah dengan hati yang tenang, laksanakan dengan kegembiraan” pesan Ismail Ibrahim tokoh muslim di Ndona kepada Mgr. Paulus Budi Kleden dua hari sebelum pentahbisan. Di akhir sambutan Mgr. Paulus juga mengucapkan terima kasih kepada panitia, pemerintah daerah dari ketiga kevikepan, umat dan kolegium para uskup, karena atas kerja keras, kehadiran adalah bentuk kasih persaudaraan. Saya tidak bisa bekerja sendiri tapi mari saling bergandengan tangan, seluruh imam, umat Allah dan pemerintah, demi cinta dan pelayanan membangun persaudaraan dalam membangun Gereja,” ungkap Mgr. Di awal sambutan Duta Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo mengatakan, mulai perjalanan dari Jakarta ke Ende pulau yang indah, kasih seorang ayah yang luhur dari bapak Suci untuk kalian semua, ia memberikan kalian semua gembala baru untuk kali ini. Ia telah memilih Uskup baru diantara kalian. Kepulauan ini dikenal tidak membedakan suku, ras dan agama.
Uskup Paulus, sejak masa kanak-kanak Tuhan telah memanggil engkau, sekarang engkau menjadi pembimbing dan gembala bagi semua kawanan di Keuskupan Agung Ende ini. Semoga iman umat terus bertumbuh dan umat terus menopang tugas mulia Uskup Paulus yang baru demi menghadirkan damai dan sukacita bagi semua umat manusia dan semua ciptaan Tuhan. “Memberikan Perdamaian, dan Membuka Pintu harapan”, terang Mgr. Piero Pioppo. Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC mengatasnamai para Uskup se-Indonesia memberikan ucapan selamat kepada Uskup Paulus Budi Kleden dan bergabung dalam kolegialitas para Uskup. Dan juga menyampaikan terima kasih kepada Administrator RD. Yoseph Dasiang Moang Kabu yang sudah bekerja mempersiapkan segala sesuatu sampai pada hari pentahbisan pada hari ini. Ia juga berpesan kepada Mgr. Paulus Budi Kleden, agar menjadi gembala yang bijaksana dan rendah hati dalam pelayanan. Memelihara kasih persaudaraan, adalah penting yaitu jalan bersama dan melayani umatmu. Semoga kasih persaudaraan tetap ada di antara para imam dan umatmu, sehingga kasih persaudaraan tubuh di Keuskupan Agung Ende. Paus Fransiskus telah memilih Uskup-mu yang rendah hati, ramah dan murah senyum, ungkap Mgr. Antonius di akhir kata sambutannya. Perayaan tahbisan ini dihadiri banyak pimpinan dari daerah sampai provinsi. Juga dari petinggi TNI, Polri setempat juga sesama lintas agama turut mengambil bagian dari perayaan ini.
(*Ipy’n_Komsos KAE). . . . .

