ANAK-ANAK DAN PELAJAR TUMPAH-RUAH DI JALANAN KOTA “PANCASILA”
Siang ini, Rabu, 21 Agustus 2024, Ende panas terik. Terik yang membakar kulit seakan membakar pula semangat anak-anak dan para pelajar dalam menyambut kedatangan tamu agung Gereja Keuskupan Agung Ende, dalam rangka pentahbisan Uskup terpilih Keuskupan Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD. Dengan bendera kuning putih di tangan, para pelajar seputaran Kota Ende tumpah ruah di jalanan. Terpantau oleh tim mediakae.net; para pelajar yang terlibat adalah pelajar Sekolah Dasar (SD) sampai pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). Pagar betis dibuat mulai dari perlimaan, sepanjang Jalan Kelimutu, melewati Jalan Diponegoro sampai Jalan Wirajaya. Menariknya, di antara pagar betis itu tidak hanya anak-anak dan pelajar Katolik, melainkan juga banyak gadis cilik dengan hijab sebagai mahkotanya.
Keterlibatan sekolah-sekolah ini memancarkan aroma toleransi yang kuat, mengingat mereka pun datang dari beberapa sekolah muslim; sebut saja MAN Ende. Semangat toleransi, kekeluargaan, dan persaudaraan terpancar dari wajah para pelajar dan anak-anak. Lambaian tangan anak-anak ketika kendaraan para Uskup melintasi anak-anak menghembuskan angin antusiasme, sukacita, dan rasa gembira yang tulus.
Iring-iringan para uskup pun berlanjut mulai dari Hotel Grand Wisata sampai ke Gereja St. Yoseph Onekore untuk perayaan Salve Agung. Salve Agung, dalam tradisi Katolik adalah perayaan pemberkatan Insignia yang merupakan perlengkapan yang akan digunakan oleh Uskup selama menjabat di Keuskupannya. Inti dari Salve Agung adalah pengikraran kesetiaan kepada Paus dan pengakuan iman Uskup. Pada Salve Agung ini, Uskup terpilih akan mengucapkan janji setia kepada Paus. Setelah itu pemimpin Salve akan memberkati Insignia (atribut penanda uskup) yang akan dipakai oleh Uskup baru dalam tugas penggembalaannya. Atribut itu terdiri dari mitra, cincin, tongkat, dan kalung salib.
Pemandangan kian meriah ketika halaman gereja St. Yoseph Onekore dipenuhi umat paroki Onekore yang sebagian besar merupakan kelompok dari keluarga pasutri muda, remaja dan anak-anak. Ketiga kelompok ini mendapat peran yang signifikan di momen penyambutan sebelum Vesper Agung.
Lagi-lagi, dunia anak-anak sangat menyedot perhatian kala mereka berbaris elok dengan senyum polos yang tulus.
Tiga kelompok kategorial dengan filosofis estafet: untuk mencapai harmoni. Tiga kelompok kategorial ini terdiri dari pasutri muda, remaja, dan anak-anak.
Pasutri muda dipercayakan untuk memberikan tenun ikat dengan pengalungan sebagai bentuk penghargaan. Kemudian, estafet itu diberikan kepada rekan-rekan muda Katolik dengan memberikan tarian yang enerjik sesuai dengan masa dan zamannya. Setelahnya, mereka membuka jalan dengan memperkenalkan adik-adik mereka, dalam hal ini anak-anak kecil, kepada para Gembala Umat. Dengan demikian, “biarkanlah anak-anak itu datang pada-Ku”, sangat kental dalam perayaan seremonial sebelum Vesper Agung.
Menurut Ibu Herlin Reku; anak-anak yang terlibat adalah anak-anak JPA. Hal ini dilibatkan karena sesuai dengan sasaran strategis Keuskupan Agung Ende yang hendak memberikan perhatian kepada tiga kelompok kategorial ini. Bapa Uskup itu lelah. Kehadiran para Uskup seperti kakek yang tidak pernah bertemu dengan cucunya sekian lama dan anak-anak itu diekspresikan untuk mengekpresikan kegembiaraan rasa syukur untuk bertemu Bapa Uskup.
Diperkirakan anak yang terlibat pada momen sore tadi adalah sekitar 120-an anak, mewakili anak-anak dari 80 paroki di Keuskupan Agung Ende. Adapun kesulitan dalam melatih anak-anak ialah kebingungan dalam mengekspresikan kebahagiaan. Karena itu mereka membutuhkan tuntunan dari para pendamping.
Sangat terpancar jelas dari raut wajah para Uskup mereka pun sungguh memaknai momen sederhana tetapi dibalut dengan kekayaan cinta.
Dipenuhi oleh SEKAMI dan JPA dari Paroki gereja St. Yoseph Onekore, suasana di pintu gerbang menuju ke pintu masuk gereja dihiasi senyuman sumringah dari Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (SEKAMI) dan JPA. Rasa syukur yang luar biasa tersebut menghantar Bapak Uskup Terpilih dan Tamu Agung Gereja masuk ke dalam gereja untuk mengikuti perayaan Vesper Agung. (M)Pe


